Menu

PT. TAN IRON Rusak DAS, “PUT Menyongsong Bencana”

Yudi Susanto 2 tahun ago 0 232

Dengan Menggunakan dua (unit) Alat Berat jenis Exafator semua Babatuan disepanjang aliran sungai tidak ada yang selamat ‘sikat habis’, baik didarat maupun di alur sungai belumai.

Beberapa warga Desa Tanjung Sanai I yang meminta tidak ditulis namanya kepada curup.garudacitizen.com saat turun langsung kelokasi penambangan (9/5) lalu, mengatakan, sungai ini saat musim kemarau jadi sumber air bersih untuk warga sekitar,”sekarang hancur porak-poranda akibat alat berat” ujarnya.

Kerusakan DAS Belumai kian parah

PT. Tan Iron sebagai pihat yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan sungai tersebut, ada 10 unit armada jenis Dam truk yang berkapasitas 6 kubik, sumber kami menyebutkan dalam tempo 1 bulan setidaknya 3000 kubik batu diangkut kelokasi pengolalahan dan produksi batu pecah yang menggunakan Stone Crusher milik Tan Iron, jaraknya berkisar 4 km didesa Tangjung Sanai I.

Jembatan gantung akses warga putus

Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu pemicu terjadinya bencana, seperti banjir dan longsor.Kalau DAS tidak lagi mampu menyerap atau menampung curah hujan, hingga air yang diterima sebagian besar langsung dialirkan melalui permukaan tanah, maka ancaman bencana banjir dan longsor besar kemungkinan akan terjadi.Kalau kerusakan dibiarkan, niscaya masarakat Kecamatan Padang Ulak Tanding ini akan menua bencana (sumber-bklprov.go.id).

Tanggal 29 juni 2019 Warga dikecamatan Padang Ulak Tanding Kerisis Air Bersih meliputi Desa Muara Telita ,Taba Tinggi ,Kelurahan Pasar PUT dan Simpang Guru Agung. lantaran musim kemarau, tidak adanya persediaan air bersih tersebut masyarakat di Kecamatan PUT terpaksa mengambil air dari Sungai Kelingi ,Sungai Belumai dan beberapa anak sungai yang mana kwalitas kebersihan airnya sangat di ragukan, tidak layak untuk di konsumsi LMP.COM.

Pada saat itu kwalitas kebersihan air sungai belumai sangat diragukan alias tidak layak untuk dikosumsi, bagaimana sekarang,”dengan kondisi sungai yang kian rusak akibat penambangan batu disepanjang DAS Belumai, pastinya kwalitas air lebih buruk dari sebelumnya, ya..bencana, krisis air bersih skala besar terjadi” tutur warga.

Bekas galian, bak kawah mati sengaja dibiarkan

Kamis 20 Mei 2021 redaksi garudacitizen sempat terhubung via phonsel dengan kepala desa Tanjung Sanai I Haris Mulyadi, dalam pembicaraan singkat itu redaksi belum mendapat penjelasan tentang kerusakan DAS Belumai karena Haris akan menemui awak media ini, ”iya saya akan kecurup besok” elaknya singkat, keesokan harinya haris tidak memberi kabar hingga saat ini.(***)

Bersambung>>>Sektor Pertambangan Daerah, Diduga Jadi Ladang……

Written By

Leave a Reply

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − 14 =

– Advertisement –