Selain raibnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), Eko Sistim aliran sungai punah oleh alat berat milik pengusaha tambang, hebatnya lagi mereka bekerja 24 Jam melakukan kegiatan Elsplorasi ada di sepanjang Alur Sungai.
Mengeruk habih Mineral Batuan (galian C) tanpa memperdulikan keadaan lingkungan “kegiatan penambangan itu 24 jam pak” kata sumber awak media ini.

Investigasi Team garudacitizen dilokasi (9/5) didesa Tanjung Sanai II yang berjarak 47 Km dari ibu kota Kabupaten Rejang Lebong, berhasil memotred lokasi, selama 1 Jam berjalan kaki, cukup mebelalakan mata ketika sampai pemandangan yang memprihatinkan ‘Bak menyongsong bencana’ bekas galian batu dibiarkan, tidak ada arus air karena jalur sungai nya rusak berat. Tak lama terlihat alat berat jenis Exsafator sedang membuat jalan di bantaran sungai tersebut.
Bukan itu saja, kerusakan itu diperkirakan 1 Kilo, sumber kami menyebut kan pihak tambang melakukan pembebasan lahan warga hanya untuk dijadikan jalan untuk mengakut bebatuan hasil.

Patut diduga ada keterlibatan Kepala Desa Tanjung Sanai I Haris Mulyadi dipusaran kegiatan penambangan ini, jalan akses kelokasi itu hampir berhadapan dekat rumah Kades, diketahui lokasi penambangan itu berada diwilayah Desa Tanjung Sanai II, kuat dugaan Haris Mulyadi ikut terlibat dalam pengrusakan aliran sungai tetsebut.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini, adalah PT. TAN IRON disebut-sebut sebagai pihat yang bertanggung jawab terhadap kerusakan sungai tersebut. Setidaknya ada 10 unit armada jenis Dam truk yang berkapasitas 6 kubik kemudian 1 dam truk bisa 10 trip, bebatuan itu dibawa menuju Craser yang tidak jauh jaraknya dengan desa tanjung sanai I, bebatuan itu juga dibeli oleh PT Citra Rekayasa Fadilah, perusahaan Pengolahan Batu di Desa Tanjung Sanai II.

Catatan curup.garudacitizen.com, PT. CRF masih bermasalah dengan warga sekitar pabrik hingga saat ini keberadaan nya terus dikeluhkan, Andre sebagai tangan kanan perusahaan ketika dihibungi via ponsel nya enggan memberikan penjelasan. Bersambung………
“PT. CRF dan PT. Tan Iron, Menyongsong Bencana”